Sekar punika tiyang
(kembang itu manusia)
Budaya Jawa memandang setiap kembang bagaikan manusia;
tak terhitung kembang yang mekar setiap hari.
Namun, sedikit saja yang akhir (sempat) menjadi buah,
Selebihya hanya sebatas:
kuncup,
layu,
tersingkir sendiri-sendiri.
Artinya,
tidak setiap manusia bisa menjadi “manusia”;
banyak diantara mereka yang akhirnya:
kuncup,
layu,
dan tersingkir sendiri-sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar