Sabtu, 31 Mei 2008

KEMBANG



Sekar punika tiyang

(kembang itu manusia)


Budaya Jawa memandang setiap kembang bagaikan manusia;

tak terhitung kembang yang mekar setiap hari.

Namun, sedikit saja yang akhir (sempat) menjadi buah,

Selebihya hanya sebatas:

kuncup,

layu,

tersingkir sendiri-sendiri.


Artinya,

tidak setiap manusia bisa menjadi “manusia”;

banyak diantara mereka yang akhirnya:

kuncup,

layu,

dan tersingkir sendiri-sendiri.


(effendi bp, 9 september 1982)

Tidak ada komentar: